Berpetualang di Lereng Gunung Slamet, Mengasah Kemampuan Berkegiatan di Alam Bebas

Gambar 1. Pelepasan PNAM

    Anggota Muda Elang Kelabu telah sukses melakukan rangkaian kegiatan terakhir sebelum mereka menjadi Anggota Biasa yaitu Pengambilan Nomor Anggota Muda (PNAM). Pengambilan Nomor Anggota Muda merupakan pengganti dari Pengembaraan Anggota Muda yang memiliki tujuan yang sama. PNAM ini dilaksanakan selama 5 hari 4 malam di Gunung Slamet Jalur Baturraden Lama dan Kawasan Kalipagu, Jawa Tengah.

Gambar 2. Perjalanan Menuju Pos 3,5

    Pada hari pertama operasional, tim Baturraden Lama mulai melakukan perjalanan menuju pos 3,5 yang menjadi targetan untuk melakukan praktik survival selama 3 hari 2 malam. Sebelum keberangkatan, kami melakukan orientasi medan untuk menentukan posisi awal, dan selama perjalanan kami pun melakukan hal yang sama untuk menentukan posisi kami di peta nantinya. Perjalanan menuju pos 3,5 sangat terjal yang membuat perjalanan menghabiskan waktu sekitar 12 jam. Malam pertama kami memuaskan isi perut untuk makan-makanan yang enak sebelum memulai survival.

Gambar 3. Bivak Semi-Alam

    Survival dimulai di pagi hari saat operasional hari ke-2 dengan saling berkelompok, namun di hari berikutnya dilanjutkan dengan survival secara individu. Dalam survival hal yang butuhkan adalah tempat berlindung, api, air, dan makanan. Tempat berlindung yang kami buat yaitu bivak alam dan semi-alam, bivak alam terbentuk murni dari alam tanpa campur tangan manusia, sedangkan bivak semi alam terbuat dari bahan alam dan dibuat dengan campur tangan manusia. Dikarenakan lokasi Pos 3,5 yang cukup rapat dengan vegetasi dan tidak terdapat bivak alam yang luas, maka kami semua membuat bivak semi-alam dengan mengumpulkan dedaunan, batang pohon, dan tanaman merambat atau akar-akaran.

Gambar 4. Perapian

 

Gambar 5. Memasak Menggunakan Perapian

    Selama survival hanya diberi bagian beras 60 gr per sekali makan untuk satu orang dan untuk lauk mencari mencari makanan survival seperti botani dan zoologi praktis. Dalam praktiknya, kami lebih banyak menemukan tanaman begonia dengan rasanya yang kecut nan masam. Kadar air dalam tanaman begonia juga terbilang cukup tinggi, sehingga membantu agar tidak dehidrasi. Terdapat mata air di sekitar tempat camp, namun dalam mengkonsumsinya tetap harus dimasak terlebih dahulu.

Gambar 6. Persiapan Praktik SAR

    Di hari terakhir kami melakukan praktik SAR sepanjang jalan pulang. Dalam praktik SAR kami juga membuat tandu darurat dan menggunakan teknik guide kompas untuk mencari korban. SAR sendiri merupakan singkatan dari Search and Rescue, yang mana kegiatannya berusaha untuk mencari, menolong, dan menyelamatkan nyawa manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau sedang menghadapi bahaya. Setelah praktik SAR kami melakukan praktik penaksiran, yaitu memperkirakan tinggi pohon, lebar sungai, dan kecepatan arus sungai. Semua bentuk kegiatan yang kami lakukan merupakan hal penting dan perlu dipahami pada saat berkegiatan di alam bebas.

Gambar 7. Perjalanan Menuju Petungan

   Berbeda dengan tim Baturraden Lama, tim kawasan Kalipagu pada hari pertama operasional berangkat menuju Petungan dan mulai mempraktikkan lima materi dasar gunung hutan salah satunya survival. Di dalam perjalanan menuju Petungan, tim menemukan beberapa pohon yang tumbang dan sungai kecil yang cukup bersih sehingga terdapat beberapa zoologi seperti udang dan kepiting kecil. Di Petungan juga tim melakukan bakti lingkungan yaitu penanaman pohon jambu, selain buahnya dapat dikonsumsi, bagian lain dari pohon jambu juga dapat dimanfaatkan sebagai obat setelah melewati beberapa proses.

Gambar 8. Penanaman Pohon Jambu

    Hari kedua operasional, tim melanjutkan perjalanan menuju Watu lumpang, sepanjang perjalanan tim melalui sungai yang mulai surut karena faktor dari cuaca saat ini. Sesampainya di sana tim mulai membuat bivak semi alam dengan memanfaatkan berbagai dedaunan dan batang pohon. Sama saperti tim Baturraden Lama, kami juga mencari biologis praktis untuk mengaplikasikan materi survival, membuat jerat, dan perapian untuk masak.

    Hari ketiga operasional, kegiatan survival sudah berakhir dan merupakan hari kepulangan menuju sekretariat. Di sepanjang jalan tim mempraktikkan SAR seperti pembuatan tandu darurat dan mencari suatu titik yang sudah ditentukan dengan metode guide kompas. Di akhir perjalanan tim juga melakukan penaksiran seperti mengukur tinggi pohon, kecepatan arus, dan lebar sungai. Setelah berkegiatan selama 3 hari, akhirnya tim sampai di sekretariat UPL MPA UNSOED kembali.

    Banyak hal yang kami dapat dari PNAM ini, seperti pengalaman dan ilmu baru, dengan berkegiatan bersama kami juga berharap dapat meningkatkan kekompakan dan keakraban antar anggota tim. Kami harap untuk kedepannya Elang Kelabu dapat terus terbang dan membawa UPL MPA menjadi organisasi yang lebih baik lagi. Hello Genk!!

Gambar 9. Kedua Tim Kembali ke Sekretariat UPL dengan Selamat usai PNAM