Salam Cangkang !
Anggota Muda Divisi Konservasi Padang Lamun UPL MPA Unsoed, pada tanggal 12 Juli –14 Juli 2025 melakukan analisis hubungan kualitas air dengan kondisi gastropoda yang terdapat di kawasan Sungai Banjaran, Desa Karangtengah, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Tim penelitian ini terdiri dari Habib Manarul Huda, Hasna Nazhimah Rasya, Ihsaan Hanafi, Merelyne Shinta Probhowati, Rina Melinda Dewi Asih, Wildan Mufti Mursalin, Zebi Femi Ibrahim Aryanto yang didampingi oleh Muhammad Dika Ardani (NRP.UPL-2023512/EK) dan Alfi Alifia Ghaisani (NRP.UPL-2024513/CK). Latihan lapang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan pengambilan data di lapangan sesuai dengan apa yang telah dipelajari dari jurnal.
Tim Konservasi Padang Lamun |
Kawasan Sungai Banjaran merupakan salah satu ekosistem perairan yang menyimpan potensi keanekaragaman hayati yang tinggi, khususnya gastropoda air tawar. Sungai ini menjadi bagian penting dari ekologis lereng selatan Gunung Slamet dan berperan dalam menjaga keseimbangan lingkungan di sekitarnya. Gastropoda sering digunakan sebagai bioindikator kualitas air karena sensitivitasnya terhadap perubahan kondisi lingkungan. Keberadaan dan jenis gastropoda yang ditemukan mencerminkan tingkat kesehatan ekosistem sungai.
Pembuatan Kuadran |
Pengambilan Sampel |
Metode transek kuadran digunakan sebagai teknik pengambilan data pada kegiatan Latihan Lapang ini. Analisis dilakukan dengan menggunakan transek atau garis lurus yang ditarik di atas area pengamatan, serta kuadran atau bingkai berbentuk segi empat yang diletakkan di sepanjang garis tersebut. Sampel gastropoda dan parameter lingkungan diambil dari setiap kuadran sebagai representasi dari kondisi habitat. Analisis kualitas air dan identifikasi gastropoda dilakukan oleh tim menggunakan pendekatan ini untuk memperoleh data yang terukur dan merata di setiap titik. Parameter kualitas air yang diamati meliputi pH, salinitas, kekeruhan, jenis substrat, dan kecepatan arus. Gastropoda dikumpulkan melalui pengamatan langsung dan penyisiran substrat menggunakan sekop kecil (serokan), untuk memastikan pengambilan sampel yang tersembunyi di antara bebatuan, pasir, atau lumpur. Teknik ini membantu memperkuat akurasi data keanekaragaman spesies yang ditemukan. Selain itu, dokumentasi visual juga dilakukan untuk membantu mengenali spesies gastropoda yang belum teridentifikasi, memperkuat bukti lapangan, dan mendukung proses klasifikasi. Pengamatan dilakukan pada tiga stasiun dengan jarak antar stasiun sejauh 50 meter di kawasan Sungai Banjaran. Setiap stasiun dibagi menjadi lima kuadran berukuran 100 cm x 100 cm guna memastikan cakupan area dan memperkecil bias pengamatan. Pendekatan ini memungkinkan diperolehnya gambaran yang lebih akurat mengenai penyebaran jenis gastropoda dan hubungannya dengan kondisi lingkungan perairan, serta memberikan dasar ilmiah bagi upaya pelestarian habitat sungai.
Gastropoda, Sulcospira testudinaria |
Sulcospira testudinaria, yang dikenal juga dengan nama susuh kura, adalah sejenis gastropoda air tawar yang memiliki cangkang tebal, berbentuk lonjong menyerupai tempurung kura-kura, dan berwarna hitam atau cokelat gelap. Cangkangnya yang kuat berfungsi sebagai pelindung dari predator serta kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan. Hewan ini sering ditemukan di perairan sungai berarus lambat, danau, atau mata air yang jernih, terutama di wilayah tropis seperti Indonesia. Gastropoda sendiri diklasifikasikan sebagai tipe hewan invertebrata (tidak bertulang belakang) yang termasuk dalam filum Mollusca. Mereka memiliki tubuh lunak dan biasanya dilindungi oleh cangkang, serta bergerak dengan menggunakan otot perut yang termodifikasi menjadi kaki. Karena itu, nama "gastropoda" berasal dari kata gastro (perut) dan poda (kaki). Radix rubiginosa, Melanoides tuberculata, dan Mieniplotia scabra ditemukan pada penelitian ini yang selengkapnya dapat dicari melalui sumber-sumber digital.
Pengamatan terhadap kualitas air dan kondisi gastropoda di Stasiun Satu, Stasiun Dua, dan Stasiun Tiga pada kawasan Sungai Banjaran memberikan gambaran bahwa keberadaan gastropoda, khususnya Sulcospira testudinaria, berkaitan erat dengan kondisi lingkungan perairan. Oleh karena itu, menjaga kebersihan dan kelestarian sumber air di kawasan ini menjadi langkah penting dalam mempertahankan keseimbangan hayati. Upaya konservasi habitat perairan tidak hanya mendukung kelangsungan hidup spesies-spesies tertentu, tetapi juga memperkuat peran ekosistem dalam menopang kehidupan di sekitarnya.
“Dari arus yang sunyi, kami mendengar panggilan untuk menjaga. Dari dasar perairan, kami temukan kehidupan yang layak diperjuangkan."
HELLO GENK!
0 Komentar