MENAPAKI SISI LAIN GUNUNG GORA (SLAMET) BERSAMA GAGAHNYA PASIR MERAH DAN LEMBUTNYA LAUTAN KAPUK PUTIH

Jum,at - Selasa, 19 – 23 Juli 2024 Anggota Muda Cakar Karang Divisi Gunung Hutan telah berhasil melaksanakan kegiatan Try Out Pengembaraan Divisi Gunung Hutan di Lereng Selatan Gunung Slamet dengan (6) anggota yaitu Alfa Ihsan Ramadhan, Alifia Rahmawati, Melisa Setiowati, Muhamad Irsal Yaksha, Muhammad Fathoni Atthoriq dan Naila Andina Amaralita serta (2) pendamping yaitu Reza Dwianta (NRP.UPL-2020463/PJ) dan Indra Kurnia Wicaksono (NRP.UPL-2023504/EK). Try Out ini merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memantapkan materi dan teknik Gunung Hutan serta sebagai gambaran operasional pengembaraan dalam skala kecil.

Gambar 1. Pembukaan Kegiatan di Sekretariat

Hari pertama operasional, kami mempraktikan teknik navigasi darat dengan melakukan plotting sebanyak sembilan kali dari perjalanan Kalipagu menuju Titik A (Kalimanggis) dengan titik Kalimanggis berada pada koordinat 07º18’42’’LS dan 109º11’43’’BT. Selain teknik navigasi darat, kami juga mempraktikan teknik survival berupa pembuatan bivak perapian, perapian dan biologi praktis berupa jantung pisang, begonia, harendong dan cacing. Kami juga melakukan monitoring tanaman alpukat dan beringin yang ditanam Angkatan Embun Bara. Kalimanggis merupakan daerah yang landai dengan vegetasi yang cukup rapat serta dekat dengan sumber air yang menjadikannya tempat yang cocok untuk tempat camp.

Gambar 2. Monitoring Tanaman

Gambar 3. Navigasi Darat

Hari kedua operasional, kami melanjutkan perjalanan dari Titik A (Kalimanggis) menuju Titik B (Igir Dawa) dengan menerapkan teknik navigasi darat, teknik berjalan, manajemen perjalanan dan deskripsi jalur. Di hari kedua ini kami telah melakukan plotting sebanyak sembilan kali dengan Titik B (Igir Dawa) berada pada koordinat 07º17’03’’LS dan 109º11’16’’BT pada ketinggian 1689 mdpl. Medan yang kami lalui kali ini cukup menantang dengan punggungan tipis dan terjal yang di kanan kirinya lembahan curam. Kami juga menjumpai banyak flora dan fauna yang menarik salah satu yang paling menarik adalah dua burung elang yang sedang terbang memutar diatas kami. Lokasi camp Igir Dawa merupakan daerah puncakan yang cukup luas dan landai serta muat untuk 4 tenda, namun sumber airnya cukup jauh dengan jalur menurun dan terjal.


Gambar 4. Burung Elang

Gambar 5. Aktivitas Camp di Igir Dawa

Hari ketiga operasional, kami melanjutkan perjalanan dari titik B (Igir Dawa) menuju Titik Camp C dengan menerapkan salah satu teknik navigasi darat yaitu buka jalur atau trabas dengan metode guide jalur dan guide punggungan. Teknik guide jalur adalah metode berjalan yang digunakan untuk mendaki atau berjalan di jalur yang sudah ada, baik di pegunungan, hutan, atau medan lainnya sedangan teknik guide punggungan (ridge guiding) adalah metode navigasi dan pendakian atau membuka jalur yang dilakukan di sepanjang punggungan atau ridge (punggung gunung) yang sempit dan terkadang terjal. Selama perjalanan, medan yang kami lalui sebagian besar berupa tanjakan yang sedikit terjal dan cukup menguras tenaga ditambah lagi banyak tanaman berduri yang menganggu perjalanan kami. Di hari ketiga ini kami telah melakukan plotting sebanyak sembilan kali dengan Titik Camp C berada pada koordinat 07º15’50’’LS dan 109º11’47’’BT dengan ketinggian 2250 mdpl. Area Camp C yang kami tempati merupakan daerah sempit dan miring dengan vegetasi yang rapat serta tidak adanya sumber air yang dapat dijangkau, area tersebut juga merupakan jalur sekaligus kandang babi atau celeng. Hari itu kami mendapat banyak bonus mulai dari hari yang cerah, lautan awan, senja, bulan purnama serta bintang-bintang yang sungguh memukau.


Gambar 6. Perjalanan melewati sungai dan bebatuan

Gambar 7. Pemandangan bulan purnama dan bintang-bintang

Hari keempat operasional merupakan hari terberat, terpanas dan terpanjang bagi kami dimana tujuan kami kali ini yaitu pertigaan kaliwadas dan berlanjut di Titik D (Pos III ½ Baturraden Lama) dengan memfokuskan pada teknik buka jalur menggunakan teknik guide punggungan dan guide kompas. Medan yang kami lalui sangatlah berat dimana kami harus membuka jalur yang sangat rapat dengan ketinggian yang curam. Jalur yang kami lalui pun bervariasi mulai dari hutan rimbun, lautan edelweis yang akan mekar dan harum, lamtoro serta pohon-pohon besar bekas kebakaran dan ilalang yang tingginya mencapai 2 meter. Dengan cuaca yang cerah dan panas, satu per satu dari kami mulai dehidrasi dan kehabisan energi. Akhirnya, setelah buka jalur hampir 10 jam kami pun sampai di pertigaan Kaliwadas dengan koordinat 07º15’02’’LS dan 109º12’04’’BT pada ketinggian 2877 mdpl. Semua perjuangan kami terbayar saat kami berhasil sampai di pertigaan Kaliwadas dengan suguhan pemandangan Gunung Slamet yang gagah dan lautan awan yang indah. Dengan ditemani senja, kami melanjutkan perjalanan turun menuju Titik D (Pos III ½ Baturraden Lama). Kami sampai di Titik D dengan koordinat 07º15’55’’LS dan 109º12’03’’BT  pukul 21.16.


Gambar 8. Lautan Awan

Gambar 9. Sumber Air Resapan

Gambar 10. Ladang edelweis

Hari kelima sekaligus hari terakhir operasional, kami melanjutkan perjalanan pulang menuju Basecamp Mamake melalui jalur baturraden lama hingga finish di Curug Jenggala. Dalam perjalanan pulang ini kami telah melakukan plotting sebanyak enam kali. Dengan kondisi fisik yang mulai lelah dan perjalanan yang cukup panjang, kami telat sampai di Basecamp Mamake. Perjalanan dan petualangan kali ini sungguh berharga bagi kami ditambah lagi alam seakan merestui kami untuk menjajakinya dengan suguhan bonus pemandangan alam yang patut kami syukuri.


Gambar 10. Kepulangan
Hello Genk!!!🦉🔥

Posting Komentar

0 Komentar