Banjir, Paksa Akhiri Pengarungan Satu Jeram Terakhir Menuju Finish





Purwokerto, 10 Oktober 2017 – 10 menit menuju titik akhir pengarungan Sungai Serayu  terpaksa diberhentikan akibat banjir yang terjadi di pertemuan sungai aliran Wonosobo – Banjarnegara tepatnya di desa Singomerto. 

Badan diklat UPL MPA Unsoed Dwi Novian Arbi, menyatakan bahwa Try Out yang dilaksanakan 6 hingga 9 Oktober 2017 merupakan pembelajaran, pengalaman baru, serta pelengkap syarat pengembaraan bagi Tim Arung Jeram Anggota Muda Adhigana Diraya UPL MPA Unsoed. Pembelajaran yang dimaksud adalah bagaimama Tim mengambil keputusan untuk melanjutkan pengarungan yang tersisa hanya 10 menit dengan risiko yang besar, atau membangun camp di pulau yang tidak memiliki sumber listrik serta keterbatasan air bersih. Dengan pertimbangan mengikuti standar operasional serta prosedur keamanan berarung jeram, keenam anggota muda ( Abyan, Anggi, Bagas, Ika, Siti, dan Ridho ) serta dua pendamping ( Eka dan Teguh ) memutuskan untuk bermalam di pulau yang berlokasi cukup jauh sebelum aliran banjir. 

Sebelumnya, hujan turun saat pengarungan (07/10) , melihat cuaca di hulu cukup cerah, tim menerjang hujan hingga suatu kejadian yang sangat tak terduga, pada jarak  kurang lebih 100 meter di hadapan, banjir nampak begitu jelas mengalir dari arah barat, delta yang biasa terlihat, kini tertutup oleh debit air yang sangat deras. Warna sungai yang hampir menyerupai abu-abu membuat tim bergegas menepi. “Banjir di pertemuan Sungai Tulis dan Sungai Serayu tersebut  karena semalam hujan di daerah Wonosobo, sehingga bendungannya dibuka, selain itu sudah masuk musim penghujan”, ungkap warga sekitar. 

Merupakan hal yang sangat tanggung namun berbahaya jika tetap memaksa melanjutkan pengarungan, bagai telur di ujung tanduk. Ternyata tim lebih menyukai pepatah “Alon-alon asal kelakon”, pelan-pelan asal sampai tujuan.