HIDUP DAN MATI DI TEBING PARANG TOWER 2 : Operasional Pengembaraan Panjat Tebing Anggota Muda Charaka Ekawira

 



    Tim Rock Climbing Anggota Muda Charaka Ekawira telah melaksanakan kegiatan Operasional Pengembaraan di Tebing Parang Tower 2, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat pada Jumat, 26 November - Jumat, 3 Desember 2021. Operasional Pengembaraan ini diikuti oleh 4 orang anggota muda serta 2 pendamping.

\


    Kegiatan Operasional Pengembaraan merupakan tahapan akhir yang wajib dilakukan oleh Anggota Muda sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan Nomor Registrasi Pokok sebelum status keanggotaanya berubah menjadi Anggota Biasa. Sebelum Operasional Pengembaraan Tim melakukan karantina pra, dengan tujuan untuk meningkatkan kebersamaan dan psikologis antar tim, serta mempersiapkan kekurangan-kekurangan yang ada. Setelah operasional pun tim melakukan karantina pasca untuk menyelesaikan tanggungan setelah operasional pengembaraan, seperti membereskan perkap, membuat laporan dan mempersiapkan seminar hasil.




    Tebing Parang Tower 2 memiliki medan panjat sekitar 600 m, namun target pemanjatan hanya 150 m. Kami melakukan pemanjatan di Tebing Parang Tower 2 karena ketinggiannya sesuai dengan syarat pengembaraan tebing, karakteristik tebingnya juga cukup menantang, walaupun sudah ada hanger yang terpasang, tim harus tetap pintar dalam mencari crack sebagai pegangan, karena ada beberapa hanger yang memiliki jarak sekitar 3 meter. Jadi, tim harus memanfaatkan segala peralatan agar dapat mencapai targetan. Berbekal dengan referensi yang ada,  anggota tim menyatukan tekad untuk menaklukan Tebing Parang Tower 2 sesuai targetan yang telah  dibuat.




Cerita dimulai di pagi hari yang cerah, tim berangkat dari sekretariat UPL MPA Unsoed dengan menaiki 2 mobil untuk menuju Tebing Parang, Desa Sukamulya karena banyaknya peralatan yang dibawa. Di perjalanan tim sempat tersesat dikarenakan gelapnya jalan, akhirnya tim melakukan putar balik dan pada pukul 01.00 dini hari tim berhasil sampai di basecamp Kang Suher. Sesampainya disana tim langsung berbincang-bincang dengan Kang Suher dan dilanjut dengan beristirahat. Esoknya di pukul 09.00, tim melakukan bakti pendidikan di MI Swasta Nurul Azhar yang tidak jauh dari basecamp dan disana tim menjelaskan mengenai mitigasi bencana alam tanah longsor dan melakukan penayangan video. Setelah bakti pendidikan selesai dilanjut dengan persiapan dan perjalanan menuju dasar tebing. Tim sampai di dasar tebing di waktu magrib, dilanjut dengan aktivitas camp, namun ternyata cuaca tidak mendukung datang, hujan deras mengguyur flysheet seluruh tim hingga banjir. Di hari pertama pemanjatan, pemanjatan awal dilakukan oleh Sekar hingga ketinggian sekitar 15 meter, dengan medan panjat yang tergolong “lumayan” karena masih di awal, lalu dilanjut oleh Abell hingga ketinggian 34 meter. Karena malam datang dengan cepat dan berhubung ketinggian yang dicapai sudah lebih dari 20 meter, maka Abell tidak bisa turun dan melaksanakan hanging camp sendirian. Di hari operasional pemanjatan kedua, Lita lanjut meneruskan pemanjatan ke pitch 2, namun ternyata Lita tidak bisa memenuhi targetan H4, jadi ia melakukan hanging camp secara menggantung. Di hari operasional pemanjatan ketiga, di saat pagi hari, tiba-tiba pohon tumbang di sebelah tempat camp, Alhamdulillahnya tim tetap aman. Lita melanjutkan pemanjatan hingga pitch 2, tim panjat tetap tidak mencapai targetan pemanjatan di H5, yaitu pitch 3. 







    Di hari operasional pemanjatan keempat, Lita melanjutkan pemanjatan mencapai pitch 3, namun masih belum mencapai targetan pemanjatan H6, yaitu mencapai pitch 4. Targetan di H7 ini tim masih belum mencapai target karena tim panjat masih harus melanjutkan pemanjatan mencapai pitch 3, di panas yang terik, tim panjat tetap melakukan pemanjatan dan akhirnya Lita bisa mencapai pitch 3, Lita langsung mengukur ketinggian menggunakan altimeter dan ternyata ketinggian yang didapat mencapai 719 meter, lalu dikurangi dengan ketinggian di dasar tebing 535 meter, maka ketinggian yang tim panjat dapat adalah 184 meter. Hal itu membuat tim bersorak girang, setelah menunggu keputusan Ketua Badan Diklat, tim panjat baru melakukan cleaning. Setelah cleaning hingga magrib, tim memutuskan untuk melaksanakan camp 1 malam lagi di dasar tebing, paginya tim baru akan turun ke basecamp. Setelah sampai basecamp tim melakukan beres-beres sambil menunggu mobil menjemput. Setelah magrib, tim berpamitan ke basecamp dilanjut perjalanan pulang menggunakan 2 mobil menuju sekretariat. Pada pagi harinya, sekitar pukul 07.00 pagi tim baru sampai sekretariat, dan dilanjut dengan melakukan penutupan serta pencucian alat di saat karantina pasca.







Jika kita memiliki keinginan yang kuat dari dalam hati, maka seluruh alam semesta akan bahu membahu mewujudkannya

-Soekarno-

Hello Genk!!!



Reactions

Posting Komentar

0 Komentar