TEMU WICARA KENAL MEDAN (TWKM) KE-29





UPL MPA Unsoed pada 22 Oktober 2017 kemarin tengah mewakili organisasi sekaligus almamater Universitas Jenderal Soedirman dalam acara Temu Wicara dan Kenal Medan (TWKM) ke-29 yang diselenggarakan dijakarta tepatnya di Universitas Bung Karno. TWKM menjadi forum silahturahmi akbar mapala (mahasiswa pecinta alam) serta forum yang membahas isu isu terkait kepencintaalaman, kemudian isu isu alam di Indonesia serta pelatihan guna menigkatkan skill di lapangan. UPL MPA Unsoed mengirim 2 orang untuk diberangkatkan yaitu Anza Syahrial (FPIK) ikut serta dalam Temu Wicara (TW) dan Andi Pramono (FAPET) ikut serta dalam Kenal Medan (KM). 

TWKM ini akan melibatkan Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) dari seluruh Indonesia. Dalam pembukaan dihadiri oleh beberapa pihak antara lain perwakilan menteri energy dan sumber daya mineral, perwakilan kemenpora, Rektor UBK (Universitas Bung Karno) serta pejabat UBK. Temu Wicara (TW) melakukan pra sidang mekanisme sidang yaitu pemimpin sidang dipilih dari peserta sidang dan memimpin jalanya sidang. Suasana sidang cukup tinggi tensinya karena peserta memiliki latar belakang yang berbeda dari Sabang sampaI Merauke. Isi pembahsan pra sidang adalah penetapan mekanisme sidang, serta penetapan tata tertib sidang. 

Setelah melakukan pra sidang, selanjutnya tim Temu Wicara (TW) menggelar sidang pleno I dan sidang pleno II. Sidang pleno 1 berisikan laporan pertanggung jawaban dan evaluasi PKN dan PKD, diskusi kondisi kekinian kebencanaan Indonesia sedangkan sidang pleno II berisi pembahasan dan penetapan mekanisme rapat komisi, penetapan dan pemilihan PKN yaitu Pusat Koordinasi Nasional untuk mapala se Indonesia dan PKD Pusat Koordinasi Daerah untuk tingkat Provinsi.

Sedangkan Kenal Medan (KM) melaksanakan praktek pemanjatan tebing lidah jeger di desa leuwikarang, kecamatan klapa nunggal, Kabupaten Bogor. Kegiatan ini di ikuti kurang lebih 33 anggota dari berbagai mapala seluruh Indonesia. Sebelum melakukan operasiona, tim KM RC mendapatka materi tentang pengenalan tebing jeger , pengenalan alat safety prosedur dan rescue. Setelah mendapatkan materi, tim pada selasa siang langsung menuju dasar tebing untuk melakukan operasional pemanjatan hari pertama. Tim KM RC di bagi menjadi 2  tim yaitu untuk pembuatan jalur dengan artificial climbing dan di sisi lain pemanjatan jalur sport dengan pengaman yang sudah terpasang. 

Tujuan dari kenal Medan Rock Climbing sendiri yaitu untuk mengembangkan kembali panjat tebing Alam di Indonesia yang sudah mulai sedikit minat masyarakat. Masyarakat saat ini cenderung lebih memilih panjat dinding karna lebih menjanjikan profit menjadi atlet
Operasional pemanjatan sendiri berlangsung selama 3 hari.pada hari terakhir yaitu hari jumat, tim KM RC kembali ke Jakarta menuju Kampus Universitas Bung Karno guna bertemu tim lain. Pada hari sabtu, 28 oktober 2017 TWKM 29 resmi di tutup. 
Reactions