Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam Lestari!
Kegiatan Tryout Pendidikan dan Latihan
Lanjutan Gunung Hutan di lereng selatan Gunung Slamet yang dilaksanakan pada 24
s.d 28 Februari 2021 diikuti oleh 9 (sembilan) Anggota Biasa UPL MPA Unsoed,
diantaranya Meidy Widya Pangestika NRP.UPL-2019439 / Anagata Naraya, Deandra Rahmadiana NRP.UPL-2019440
/ Anagata Naraya, Amanat Surgawi NRP.UPL-2019441 / Anagata Naraya, Miftakhur
Rizky NRP.UPL-2019442 / Anagata Naraya, Reza Dwianta NRP.UPL-2020463 / Pandita
Jagratara, Luqman Sofyan Ridwan NRP.UPL-2020465 / Pandita Jagratara, Cahyo Santoso
NRP.UPL-2020467/ Pandita Jagratara, Fitri Nur Mahfudah NRP.UPL-2020468 /
Pandita Jagratara, dan Faradinna Shofia Zein NRP.UPL-2020470 / Pandita
Jagratara.
Lereng selatan Gunung Slamet kembali
menjadi sasaran kami untuk melatih skill dan keterampilan Tim Divisi Gunung Hutan.
Pendidikan dan latihan kali ini, kami melakukan kegiatan tryout sebagai
pemantapan materi sebelum melakukan operasional diklat lanjutan Anggota Biasa
Gunung Hutan. Cuaca saat itu cerah berawan kemudian berangsur mendung. Kami memutuskan
untuk ishoma terlebih dahulu selama 1 jam kemudian kami bersiap-siap dan
pemanasan. Sebelum berangkat, seperti biasa, kami berdoa dan tos kemudian
memulai perjalanan. Setelah melakukan silaturahmi dan mengurus perizinan
simaksi, kami memulai berjalan menuju titik A yaitu Kalimanggis. Selama
perjalanan tim diguyur hujan yang cukup lebat, namun hal ini tidak menyurutkan
semangat tim untuk terus bergerak menuju titik A. Setelah melakukan perjalanan
dari titik A menuju titik B akhirnya kami tiba di camp Kalimanggis di sore
hari. Aktivitas camp kami di sore hari ini dengan melakukan praktik biologi
praktis, yaitu memasak tanaman yang diambil dari hutan menggunakan perapian. Hari pertama kami telah
berakhir dan bersiap menuju hari berikutnya.
Pagi yang cukup dingin akibat semalam
hujan menyebabkan kami bangun pukul 06.00 WIB. Kesiangan bukan? Yaa, bagaimana tidak?
Semalam kami tidur terlalu larut karena perapian yang tidak kunjung menyala. Setelah itu, kami melakukan sholat subuh bagi
yang sholat, kemudian kami segera melakukan aktivitas camp dengan cepat dan
sesekali diselingi dengan candaan agar menumbuhkan mood yang baik. Setelah
selesai kami pun sarapan dengan sangat lahap. Seiring berjalannya waktu, kami
segera melakukan persiapan kembali yaitu membongkar bivak tidur dan bivak
perapian lalu packing barang-barang. Lalu, kami pun melakukan senam pagi guna
melemaskan otot-otot agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Berdoa
pun dilakukan agar segala sesuatu selalu dilancarkan. Hello Genk!!! UPL!!! Pun
diteriakan setelah berdoa selesai. Dengan semangat 96 melanjutkan perjalanan
menuju pintu gerbang Igir Dawa, perjalanan hari ke-2 pun dimulai pukul 10.00
WIB. Disini kami melewati banyak pepohonan disamping kiri kanan dan jurang yang
cukup dalam. Sangatlah menyeramkan apabila jalan nya tidak fokus. Uhhh, selalu
hati-hati kawan. Untuk pagi ini cuacanya cukup cerah, secerah hati kami.
Selama perjalanan, hujan turun yang menyebabkan jalur yang bertambah licin membuat kami lebih berhati-hati dalam berjalan. Pohon berduri yang masih saja ada disepanjang jalur membuat tangan kami tergores. Waktu kian cepat, saatnya kami melakukan coffee break. Kenapa baru melakukan coffee break? Karena kami berangkat siang yaitu jam 10.00 WIB, jadi coffee break kami diundur menjadi sekitar pukul 15.20 WIB. Kami menemukan tempat yang cukup untuk duduk bersama dan memakan cemilan sebagai penambah energi. Matahari mulai terbenam dan kami belum juga sampai ketujuan yaitu ke Titik B (Igir Dawa). Kami bersiap-siap menggunakan headlamp untuk membantu menerangi jalan kami. Perjalanan kian bertambah berat, karena hari sudah malam dengan penerangan yang minim. Sesekali kita beristirahat karena kaki yang sudah melemas. Akhirnya pada pukul 19.00 WIB kami pun sampai pada tujuan dengan kondisi baik-baik saja. Kami segera melakukan aktivitas camp, evaluasi dan koordinasi, kemudian tidur.
Pagi
yang dingin. Badai menyambut kami. Hujan dan angin kencang sejak dini hari
menyebabkan camp kami bocor. Lepas melaksanakan sholat subuh, kami ketiduran dan bangun kesiangan
sekitar pukul delapan. Akhirnya, aktivitas camp kami bagi. 30 menit kemudian hujan
mulai reda, namun angin masih terbilang cukup kencang. Sembari memasak, kami
menyusun rencana selanjutnya dan dengan penuh pertimbangan, kami memutuskan untuk
tetap melanjutkan perjalanan. Kami menuruni punggungan, menaikinya lagi dan
menuruninya lagi hingga mencapai sungai. Ujung sungai tersebut merupakan air terjun,
jadi kita harus berhati-hati saat menyebrang. Di sungai, kami mengisi botol
kosong untuk suplai karena air telah menipis. Danops dan leader di bantu anggota laki-laki yang lain melakukan
guide jalur hampir 1 jam dan akhirnya dipilihlah jalur yang lebih aman dari yang lain untuk melanjutkan perjalanan. Tim melanjutkan perjalanan kembali dengan menyusuri sungai kemudian menaiki punggungan yang sangat curam dan licin. Meidy selaku leader 1 sempat kesulitan untuk menaikinya, namun berhasil. Sedangkan Fitri yang kala itu di belakang leader 1 mengalami kesulitan karena medan sudah sangat licin setelah dilalui leader 1 hingga menyebabkan dia terperosok lagi ke bawah, namun tidak jauh. Jadi tetap aman, Genk! Karena tidak memungkinkan untuk di lewati orang selanjutnya, maka disusullah oleh leader 2 yaitu Reza untuk memasang tali webbing agar memudahkan tim untuk melaluinya. Sekitar pukul 15.00 WIB kami ishoma di tempat landai yang kami lewati. Tak lupa kami
melakukan plotting jalur setelahnya. Jam sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB.
Kami memutuskan untuk membuat camp
dan mencari tempat yang cukup landai. Kami membagi tugas agar mempersingkat
waktu, kemudian kami melakukan aktivitas camp,
evakoord, kemudian beristirahat.
Lembah dan punggungan trek jalur naik Baturaden
masih menjadi tantangan bagi tim diklat lanjutan GH di hari ke 4 operasional
tryout. Pagi kali ini, kami memulai sedikit lebih cepat karena targetan camp
kali ini adalah pos 3,5 Baturaden. Tim memulai tugas operasional masing-masing, ada yang memasak untuk aktivitas camp dan persiapan untuk operasional
hari keempat. Pada saat perjalanan, tim dihadapkan dengan trek dengan jalur
tertutup sehingga perlu untuk membuka jalur. Kontur jalur dan vegetasi yang begitu rapat dengan didominasi tumbuhan berduri. Tim terus melawan sakit untuk
membuka jalur. Namun, upaya kami untuk mencapai targetan tidak tercapai, karena
medan yang cukup sulit sehingga kami terpaksa bermalam di bawah camp 3 dari
targetan awal.
Malam yang sangat mencekam dipenuhi suara-suara burung yang terdengar seperti suara tertawa sejak pukul 2 dini hari. Kami bangun sekitaran subuh untuk sholat, kemudian memulai aktivitas camp. Karena spirtus tinggal sedikit hanya cukup untuk sekali masak, maka kami sarapan dengan memakan biskuit dan meminum air putih. Makanan kami saving untuk siang nanti. Kami segera packing dan bersiap-siap. Kami melanjutkan perjalanan dengan trabas melewati semak-semak berduri setinggi manusia, hutan lebat, dan jalur yang kami lewati cukup ekstrim. Kami juga melakukan navigasi darat dengan guide kompas, orientasi medan dan plotting jalur pada peta. Tim mencapai Kaliwadas sekitar pukul 12.00 WIB. Aaa, lega sekali. Rasanya seperti terlahir kembali melihat dunia dengan langit yang terbentang luas, setelah berkegiatan selama 5 hari di hutan yang lebat dengan minimnya sinar matahari. Tim kemudian beristirahat sembari menikmati pemandangan Gunung Slamet yang tersisa Pelawangan, di batas vegetasi. Ada yang mendokumentasikan kegiatan, ada yang nyemil, rebahan santuy, dan juga ada yang tetap fokus pada navigasi dan orientasi medan.
Kami pun melanjutkan perjalanan
turun melalui jalur Baturaden lama. Cuaca saat itu mendung, kemudian hujan
mengguyur cukup deras. Hujan mulai reda ketika kami mencapai pos 3. Karena spirtus yang habis dan lepas hujan menyebabkan pepohonan basah, sehingga untuk membuat perapian juga akan sulit seperti hari sebelumnya. Akhirnya, tim memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan menuju basecamp. Langit yang mulai gelap, senter yang mulai redup, mental yang hampir terancam menjadi tantangan tersendiri bagi tim untuk memanajemen perjalanan malam ini. Kami sangat berhati-hati dan memanfaatkan sumber daya yang ada agar perjalanan tetap savety. Lama kami berjalan menuruni punggungan sesekali menemukan medan yang datar namun terbilang sempit. Banyak ranting pohon yang menghalangi jalur yang kami lewati ini. Akhirnya, setelah berlama-lama menikmati perjalanan ini, kami mencapai papringan kemudian tiba di Curug Jenggala. MaasyaAllah, pemandangan yang indah di awal hari atau lebih tepatnya di hari terakhir berkegiatan. Kami tiba
di basecamp Mamake sekitar pukul 3 dini hari. Hari terakhir operasional ini begitu menguras tenaga kami, sebab hampir 20 jam kita berjalan menyusuri penggungan dengan medan yang cukup WOW, serta bekas-bekas goresan duri di tangan yang kami peroleh selama trabas mulai terasa sakit dan bengkak. Bagaimana kabar kaki? atau lebih tepatnya yang di rasa oleh seluruh tubuh? Hmmm, jawabannya "Sudah tidak terdefinisi". Ahahaa.. Namun, meski dengan semua rintangn ini, kami belajar untuk memaknai arti "Tabah, Teguh, dan Tangguh". Kami belajar manajemen diri, bagaimana kerja tim yang baik, dan saling aware satu sama lain. Kami kembali ke
sekretariat UPL menggunakan mobil pick up yang dijemput oleh Gelar, karena untuk kembali menggunakan sepeda motor sepertinya fisik sudah tidak menjamin. Alhamdulillah tim kembali
dengan selamat. Tiba di sekre UPL, kami melakukan penutupan dilanjut sarapan dengan makan nasi padang di sekre UPL, kemudian beristirahat untuk menyongsong kuliah perdana di pagi harinya. Evakoord dilaksanakan di malam hari di keesokan harinya, agar anggota recovery terlebih dahulu.
"Tidak ada UPL yang hebat. Adanya UPL yang terus berlatih."
Hello Genk!!
0 Komentar