EKSPLORASI KEANEKARAGAMAN HAYATI MANGROVE: DARI PERAIRAN KE RAWA DI UTARA PULAU MOTEHAN

 

Anggota Divisi Konservasi Rawa Laut
 

Penelitian ekologi mengenai struktur dan keanekaragaman hayati (biodiversity) ekosistem rawa mangrove telah dilaksanakan di Pulau Motehan, Kampung Laut, Cilacap, pada tanggal 11–13 Juli 2025. Penelitian ini melibatkan enam anggota, yaitu Dwi Novianti, Hanif Damar Pinuluh Qolbi, Primacinta Asa Nareswari, Ridho Akma Syazani, Surya Ramadhan, dan Zaki Jidan Saputra, dengan didampingi oleh Gael Gellet dan Ibnu Syahrizal Shadzimin. Lokasi penelitian dipilih berdasarkan karakteristik ekologisnya yang unik, yaitu sebagai kawasan pesisir yang mengalami transisi alami dari perairan menjadi rawa mangrove akibat proses sedimentasi, pasang surut, dan tekanan antropogenik. Perubahan lanskap ini menjadikan Pulau Motehan sebagai area yang relevan untuk dikaji, khususnya dalam konteks perubahan struktur komunitas hayati dan dinamika biodiversitas rawa.

 

Penyebrangan Rawa

     Fokus utama penelitian adalah mengkaji vegetasi mangrove melalui pendekatan kuantitatif menggunakan metode belt transect dengan plot-plot pengamatan sistematis. Parameter yang diamati meliputi jenis flora, frekuensi kemunculan, kerapatan, dan keanekaragaman spesies berdasarkan indeks Shannon-Wiener. Penelitian juga membedakan vegetasi berdasarkan kategori ekologis, yaitu mangrove mayor (sejati), mangrove minor, dan flora asosiasi. Hasil lapangan menunjukkan bahwa spesies seperti Rhizophora sp. dan Avicennia sp. mendominasi komunitas, sedangkan spesies asosiasi seperti Acanthus dan Hibiscus tersebar di zona transisi antara rawa dan daratan. Struktur vegetasi yang beragam tersebut mencerminkan tingkat keanekaragaman hayati yang cukup tinggi dan berperan penting dalam menjaga stabilitas ekosistem pesisir.

 

Analisis Vegetasi

Selain aspek vegetasi, penelitian ini juga mencakup identifikasi awal terhadap fauna rawa sebagai upaya untuk memahami keterkaitan antara struktur vegetasi dan komunitas fauna. Observasi berhasil mencatat kehadiran beberapa spesies indikator seperti kepiting bakau (Scylla sp.), udang-udangan, serta burung air seperti kuntul dan bangau. Temuan ini memperkuat dugaan bahwa Pulau Motehan merupakan habitat penting bagi berbagai organisme akuatik dan semi-akuatik. Keterkaitan antara flora dan fauna di kawasan ini menjadi cerminan nyata dari interaksi ekologis yang kompleks dalam ekosistem rawa, sekaligus menegaskan pentingnya pelestarian kawasan sebagai bagian dari sistem pesisir yang sensitif.

 

         Kepiting Bakau
Acanthus ilicifolius L.

Dengan pendekatan observasi lapangan dan analisis ekologi dasar, penelitian ini bertujuan menyediakan data awal mengenai struktur komunitas vegetasi dan fauna di Pulau Motehan. Hasilnya diharapkan dapat menjadi dasar dalam merumuskan langkah konservasi dan pengelolaan ekosistem rawa mangrove secara berkelanjutan. Pendekatan integratif yang menggabungkan aspek botani dan zoologi menjadi kekuatan utama penelitian ini dalam menggambarkan keanekaragaman hayati kawasan rawa sebagai sistem ekologis yang saling terhubung dan dinamis.

Reactions

Posting Komentar

0 Komentar