ANALISIS KETAHANAN BAHASA NGAPAK PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 CANDUK, LUMBIR DAN SD NEGERI 1 CILANGKAP, GUMELAR

 

Foto Bersama di SDN 1 Canduk

Bahasa daerah merupakan bagian penting dari identitas budaya yang harus dijaga keberlangsungannya. Di wilayah Banyumas, bahasa Ngapak bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga mencerminkan nilai sosial, keakraban, dan kearifan lokal. Menyadari hal itu, Anggota Muda Divisi Konservasi Sosial Budaya UPL MPA Unsoed menyelenggarakan Operasional Pengembaraan tentang ketahanan bahasa Ngapak. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 31 Agustus–6 September 2025 di SD Negeri 1 Canduk, Desa Canduk, Kecamatan Lumbir, dan SD Negeri 1 Cilangkap, Desa Cilangkap, Kecamatan Gumelar.

Fokus utama operasional pengembaraan ini adalah penelitian bahasa Ngapak. Tim menyusun kuesioner yang diberikan kepada siswa kelas VI di kedua sekolah. Kuesioner tersebut berisi sejumlah kosakata khas bahasa Ngapak untuk mengidentifikasi tingkat pemahaman, persepsi, dan kebiasaan siswa dalam menggunakan bahasa tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Data yang diperoleh mencerminkan bagaimana bahasa lokal masih berperan dalam komunikasi di kalangan generasi muda.

Pengisian Kuesioner di SDN 1 Canduk

Untuk memperkuat hasil penelitian, tim juga melakukan wawancara dengan dua guru budaya Banyumasan. Wawancara ini tidak hanya berfungsi sebagai validasi kuesioner, tetapi juga menggali pandangan para pendidik mengenai eksistensi bahasa Ngapak di dunia pendidikan. Dari wawancara tersebut, terungkap bahwa perkembangan zaman membawa tantangan tersendiri terhadap kelestarian bahasa Ngapak, sehingga diperlukan upaya nyata agar bahasa Ngapak tetap hidup di tengah masyarakat.

Operasional pengembaraan ini tidak hanya menekankan pada penelitian, tetapi juga melatih Anggota Muda Igir Samudra untuk mengintegrasikan kegiatan eksploratif dengan kajian sosial budaya. Melalui pengalaman langsung di lapangan, para anggota dilatih untuk berpikir kritis, peka terhadap isu-isu budaya, dan mampu menghubungkan antara teori dengan kenyataan di masyarakat. Hal ini menjadi bekal penting dalam perjalanan sebagai pencinta alam yang memiliki kepedulian luas.

UPL MPA Unsoed memandang kegiatan seperti ini sebagai ruang belajar sekaligus ajakan bagi mahasiswa untuk bergabung dan berkontribusi. Bergabung dengan UPL MPA Unsoed tidak hanya memberi kesempatan menjelajahi alam, tetapi juga mengembangkan diri dalam penelitian, konservasi, dan pengabdian masyarakat. Mahasiswa yang menjadi bagian dari UPL MPA Unsoed akan dibimbing untuk menjaga alam, melestarikan budaya, serta menumbuhkan kesadaran sosial yang berdampak nyata.

Operasional Pengembaraan Anggota Muda Igir Samudra di SD Negeri 1 Canduk dan SD Negeri 1 Cilangkap membuktikan bahwa pengembaraan tidak hanya soal perjalanan fisik, tetapi juga sarana pelestarian budaya. Melalui penelitian berbasis kuesioner dan wawancara tentang kosakata bahasa Ngapak, kegiatan ini menghadirkan data berharga sekaligus menegaskan komitmen UPL MPA Unsoed dalam menjaga identitas budaya Banyumas. 

Dengan semangat tersebut, diharapkan bahasa Ngapak terus lestari sebagai warisan budaya Banyumas yang membanggakan.

Foto Bersama SDN 1 Cilangkap

Bersama SDN 1 Cilangkap


Reactions

Posting Komentar

0 Komentar