PENDAKIAN WAJIB ANGGOTA BIASA: GUNUNG SLAMET VIA KALIWADAS MBARU

 

Tim Pendakian Wajib AB via Mbaru


Awal september 2025, tepatnya tanggal 5 dan 6, tiga anggota biasa melaksanakan pendakian wajib ke Gunung Slamet melalui jalur Kaliwadas Mbaru. Trekking dilakukan pada pagi hari, cuaca hari itu sangat cerah. Matahari menyentuh tubuh kami sepanjang perjalanan. Jarak antara basecamp - tempat parkir pendaki sangat jauh sehingga memerlukan kendaraan. Tapi tenang, pihak basecamp menyediakan mobil pick up yang siap mengantar pendaki menuju titik tersebut. Namun, jarak dari tempat parkir - gerbang pendakian - shelter konservasi jaraknya juga cukup jauh. Kami memakan waktu hampir 2 jam dengan berjalan santai. Biasanya para pendaki menggunakan ojek untuk mengantar mereka dari tempat parkir menuju shelter, mungkin hanya sekitar 20 menit. Untuk kondisi medan dari tempat parkir menuju shelter konservasi terdapat jalan aspal dan pemukiman, jalan bebatuan dan perkebunan warga, serta tanah lapang yang cukup gersang. Sesampainya di shelter konservasi terdapat sumber air dan sabana kecil, kami mendengar orang menyebutnya sebagai “alun-alun mbaru”. Disini masih banyak pengunjung yang datang untuk sekedar berwisata ringan menikmati alam. 

Medan menuju shelter Konservasi

Dari shelter konservasi menuju Pos 1 medan perjalanan tidak terlalu menanjak, pepohonan besar juga tidak terlalu banyak. Kami sempat bertemu dengan sekawanan Surili Jawa (monyet dengan ciri perut berwarna putih dan berbadan abu-abu gelap). Menuju pos 2 kondisi medan sudah semakin rapat dan menanjak. Dari pos 2 menuju pos 3 vegetasi semakin rapat dan terdapat tanjakan curam yang cukup panjang. Perjalanan menuju pos 4 tidak kalah menanjak, sampai pos 5 juga masih menanjak dan berada di pinggir jurang. Butuh kehati-hatian dan konsentrasi ekstra untuk melewatinya.

Suliri Jawa di Pos 1

Pos 1

Pos 2

Pos 4

Pos 5

Tim mendirikan camp di pos 5, area camp ini hanya cukup untuk 2 tenda namun lokasinya hangat karena tertutup dengan banyak pepohonan. Di hari kedua, saat akan summit cuaca masih sangat cerah. Pendaki dari Jalur Guci Permadi terlihat dari titik-titik perjalanan kami sampai ke puncak. Pos 6 via Mbaru berbatasan dengan Jalur Juang, sehingga ketiga jalur (Mbaru, Permadi, Juang) nantinya akan bertemu di jalur menuju puncak. Pos 7 terdapat banyak area camp dan juga mata air dari cerukan. Perjalanan kami menuju Puncak Soerono memakan waktu yang cukup panjang. Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan, butuh kehati-hatian yang lebih ekstra lagi dari sebelumnya akhirnya kami sampai di titik tertinggi Gunung Slamet, untuk kesekian kalinya. Namun meski sudah lebih dari satu kali menuju tempat ini, kesan perjalanan dari setiap jalur tentu berbeda. Satu hal yang selalu kami tanam dalam hati dan pikiran kami adalah “Puncak ngga akan kemana-mana, yang paling penting kita semua bisa pulang dengan selamat”

Puncak Gunung Slamet

Potret Pendaki

Sampai jumpa di kisah pendakian jalur-jalur lainnya!

Hello Genk!!!










Reactions

Posting Komentar

0 Komentar