Tim Divisi Konservasi Gunung Hutan |
Salam Lestari!
Kawasan Baturraden Lestari berada di Desa Kemutug Lor, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada lereng selatan Gunung Slamet. Wilayah tersebut memiliki iklim tropis basah dengan suhu sejuk antara 18–24°C dan curah hujan tinggi mencapai 3.000–4.000 mm per tahun, sehingga mendukung pertumbuhan berbagai jenis vegetasi seperti pinus, damar, bambu, serta beragam tumbuhan bawah. Kawasan tersebut dikenal memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, khususnya flora anggrek alam yang tumbuh subur di hutan tropis.
Try Out merupakan
uji coba tim sebagai persiapan operasional dengan target kegiatan minimal
mencapai setengah dari target operasional. Anggota Muda Divisi Konservasi
Gunung Hutan dari UPL MPA Unsoed melaksanakan penelitian keanekaragaman anggrek
hutan, yang terdiri atas Bagus Pranata Wahyulin, Devi Setia Sari, Fadia
Nurruzzahwa, Inayati Hasanah, Kevin Arni Sebastian, M. Nabil Maulana D., dan
Vanesha Diah Maharani, serta didampingi oleh M. Irsal Yakhsa (NRP.UPL-2024527/Cakar Karang)
dan Alifia Rahmawati (NRP.UPL-2024515/Cakar Karang). Penelitian anggrek tersebut dibimbing
oleh dosen Fakultas Biologi Unsoed, Dr. Ratna Stia Dewi, S.Si, M.Sc. Tekanan
terhadap ekosistem berupa aktivitas pendakian, alih fungsi lahan, dan perubahan
iklim lokal berpotensi mengancam kelestarian dan keasrian flora hutan, termasuk
tanaman anggrek. Oleh karena itu, penelitian mengenai jenis dan populasi
anggrek di jalur pendakian Gunung Slamet melalui Baturaden Lestari yang
dikelola oleh basecamp Wanakarya Lestari menjadi sangat penting dalam upaya
perlindungan dan pelestarian kawasan tersebut.
Divisi Konservasi Gunung Hutan Meneliti Anggrek |
Anggrek
dapat hidup secara epifit, terestrial, maupun litofit, dengan anggrek hutan
epifit sering ditemukan menempel pada dahan maupun batang pohon yang tinggi di
sekitar pos 4. Struktur bunga anggrek memiliki keunikan dan kompleksitas khas,
serta sistem reproduksinya sangat bergantung pada penyerbukan oleh serangga
tertentu. Faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan, dan ketinggian turut
memengaruhi persebaran anggrek tersebut di habitatnya.
Bulbophyllum sp.
menempati urutan pertama dengan Indeks Nilai Penting keanekaragaman tertinggi,
dengan jumlah 72 individu yang ditemukan pada lokasi penelitian mencapai 51,4
dari total 200 individu. Di posisi berikutnya terdapat Coelogyne sp.
dan Chalante sp. Anggrek epifit yang berhasil diidentifikasi
meliputi Dendrobium muschatum, Phreatia plantaginifolia, Prosthechea
cochleata, serta Bulbophyllum mediocre. Sementara itu, anggrek
terestrial yang ditemukan terdiri dari Phaius sp. dan Chalante sp.
UPL MPA Unsoed pada tahun ini mengusung tema besar konservasi “Menjaga Alam Merawat Tradisi” dengan harapan dapat berperan aktif dalam upaya pelestarian lingkungan melalui eksplorasi keanekaragaman anggrek di lereng selatan Gunung Slamet. Kegiatan tersebut diharapkan menghasilkan data penting yang dapat dimanfaatkan oleh pihak basecamp dan masyarakat sekitar sebagai dasar dalam menjaga dan melestarikan ekosistem setempat. Pendekatan ini mengintegrasikan konservasi alam dengan pelestarian nilai-nilai tradisional yang ada di wilayah tersebut.
"Bagus banget Mas, membantu pihak sini untuk menunjang inventarisasi Basecamp." Ujar Pak Daryono selaku Basecamp Baturaden Lestari
Tim konservasi Gunung Hutan dan Pak Daryono
Teknik
pengambilan data penelitian menggunakan metode transek dengan empat stasiun,
dimana setiap stasiun memiliki transek sepanjang 20 meter. Setiap stasiun
terbagi menjadi dua plot yang terletak sejajar di kanan dan kiri, masing-masing
berukuran 10 x 10 meter tanpa jarak antar plot. Observasi dilakukan secara
langsung untuk mendata setiap spesies anggrek yang ditemukan, meliputi jumlah
individu, tipe pertumbuhan, koordinat lokasi temuan, serta bentuk dan ciri-ciri
morfologis anggrek tersebut. Pengambilan data dilakukan dengan cara
mengelilingi area di kanan, kiri, dan tengah garis plot dengan lebar 10 meter
untuk memastikan pencatatan yang komprehensif.
Keindahan anggrek liar
Anggrek dengan bunga kecil berwarna oranye-merah yang muncul dari sisi batang di antara ketiak daun diidentifikasikan sebagai Coelogyne miniata yang tumbuh menempel pada pohon. Tipe pertumbuhan tanaman tersebut bersifat monopodial, ditandai dengan batang tunggal yang tumbuh lurus ke atas dengan titik tumbuh di ujung batang. Daunnya berbentuk falcate dan keeled serta berukuran lanset sekitar 9 x 4 cm, dengan akar udara yang berserabut dan pseudobulb berciri lanceolate.
Tanaman Anggrek |
Berdasarkan hasil penelitian, upaya konservasi anggrek liar sebaiknya difokuskan pada pelestarian habitat alaminya, mengingat adanya beberapa spesies dengan penyebaran terbatas dan nilai penting yang tinggi. Pemantauan populasi secara berkala diperlukan untuk mengidentifikasi perubahan sebaran dan jumlah individu akibat gangguan lingkungan. Penelitian lanjutan yang menelaah faktor ekologi seperti cahaya, kelembaban, serta interaksi dengan organisme lain sangat dibutuhkan untuk mendukung pengelolaan berbasis ilmiah. Edukasi kepada masyarakat lokal juga menjadi aspek krusial dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian anggrek liar sekaligus mencegah pengambilan tanaman secara ilegal dari alam. Selain itu, pengembangan budidaya eks situ dapat diimplementasikan sebagai solusi alternatif untuk melestarikan spesies anggrek langka dan mengurangi tekanan terhadap populasi di habitat aslinya.
Tidak ada UPL yang hebat. Adanya UPL yang terus berlatih!
Hello Genk!!
0 Komentar