Tiga bulan bukanlah waktu yang singkat, memanfaatkan long weekend (5-8 Mei 2016), para atlet Ekspedisi Soedirman VI berlatih di medan Gunung Sindoro, jalur Sikatok (Wonosobo). Latihan ini merupakan salah satu dari sekian banyak latihan yang dijalani atlet Ekspedisi Soedirman VI.
Menurut Wisnu Prasetya, selaku kepala bidang teknis, latihan di Gunung Sindoro ini sedikit berbeda dengan latihan gunung yang dilakukan sebelumnya. Perbedaannya adalah bahwa atlet diharuskan mendaki sampai di puncak Sindoro dan melakukan latihan moving together di lapangan pasir pada hari pertama Kamis (5/05) serta melakukan jungle trail pada pagi buta di hari ketiga Sabtu (7/05).
Pada hari pertama, atlet Ekspedisi Soedirman VI berjalan bersama-sama menuju puncak dengan menapaki setiap tanjakan di jalur Sikatok. Sesampainya diatas, para atlet mulai memasang peralatan pendakian gunung es seperti ice axe, crampoon, helm, serta tali statis. Latihan moving together dilaksanakan kurang lebih selama satu jam.
“Latihan moving together di ketinggian 3123 (puncak bayangan) tentu berbeda dengan latihan di Gumuk Pasir yang sebelumnya kita lakukan. Dari segi suhu yang tentunya lebih dingin serta kondisi oksigen yang lebih tipis membuat latihan ini lebih berat dari biasanya”, ujar Arizal Maulana, salah satu atlet Ekspedisi Soedirman VI.
Jumat (6/05/2016) dimanfaatkan atlet untuk istirahat serta melakukan jogging ringan sebelum malam atau pagi buta mereka mulai mendaki lagi.
Pada hari ketiga, waktu menunjukan pukul 00.30 WIB. Para atlet bersiap-siap untuk melakukan pendakian. Jaket, balaclava, sarung tangan, headlamp, dikenakan untuk mempermudah pendakian.
“Dengan latihan pagi buta ini kami bermaksud untuk membiasakan diri terhadap dingin dan kondisi oksigen yang tipis. Hal ini kurang lebih mirip dengan kondisi Gunung Huascaran”, ujar Dwi Novian Arbi, salah satu atlet.
Media Sosial