LATIHAN LAPANG DIVISI GUNUNG HUTAN | SUCINYA MALAM SATU SURO MENGIRINGI LANGKAH MENEMBUS CIANGIN, MERAIH PUCAKARANG

Gambar 1. Perapian

Sabtu - Senin, 06 – 08 Juli 2024 Anggota Muda Cakar Karang Divisi Gunung Hutan telah berhasil melaksanakan kegiatan Latihan Lapang Pengembaraan Divisi Gunung Hutan di Kalipagu dengan (6) anggota yaitu Alfa Ihsan Ramadhan, Alifia Rahmawati, Melisa Setiowati, Muhamad Irsal Yaksha, Muhammad Fathoni Atthoriq dan Naila Andina Amaralita serta (2) pendamping yaitu Choirul Anaam (NRP.UPL-2023502/EK) dan Indra Kurnia Wicaksono (NRP.UPL-2023504/EK). Latihan Lapang ini merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk melatih skill dengan mengasah kembali penguasaan materi dasar Gunung Hutan yang meliputi navigasi darat, manajemen perjalanan dan survival.

Gambar 2. Pembukaan Kegiatan di Sekretariat

Gambar 3. Membidik Arah, Praktik Navigasi Darat

Hari pertama operasional, kami mempraktikan teknik navigasi darat dengan melakukan plotting sebanyak tujuh kali dari perjalanan Kalipagu menuju Titik A (Papringan) dengan titik Papringan berada pada koordinat 109º11’49’’BT dan 07º18’32’’LS. Selain teknik navigasi darat, kami juga mempraktikan teknik survival berupa pembuatan bivak semi alam, bivak perapian serta perapian yang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu Alfa dengan Alifia, Naila dengan Fathoni serta Irsal dengan Melisa. Teknik survival dilakukan di daerah Papringan dengan kondisi medan yang landai, vegetasi yang rapat serta tersedia banyak bahan-bahan untuk pembuatan bivak dan perapian, namun sayangnya jauh dari sumber air. Dalam pembuatan bivak dan perapian, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengumpulkan bahan-bahan terlebih dahulu seperti dedaunan, kayu bakar, ranting, pancang dan tali dari alam. Perapian diusahakan untuk terus menyala sepanjang malam karena tempat camp yang dipilih merupakan jalur hewan. Tanpa disadari kami bermalam tepat di malam satu suro yang diyakini sebagai malam yang sakral.

Gambar 4. Pembuatan Perapian

Gambar 5. Pembuatan Bivak Semi Alam

Gambar 6. Tim Gunung Hutan AM CK di Papringan

Hari kedua operasional, kami melanjutkan perjalanan dari Titik A (Papringan) menuju Titik B (Ciangin) dengan menerapkan salah satu teknik dari navigasi darat yaitu trabas atau buka jalur dengan tujuan pertama di titik puncak 170 pada arah bidik 355º dan tujuan kedua di titik Ciangin pada arah bidik 285º. Sampai di titik puncak 170 kami menjumpai daerah yang landai dan ditumbuhi pohon bambu, kami memberikan nama tempat tersebut “Pucakarang” (puncak cakar karang). Dalam perjalanan, sesekali kami melihat jejak hewan seperti jejak babi dan jejak macan kumbang. Pada hari kedua ini kami telah melakukan plotting sebanyak lima kali dengan tujuan pertama (Pucakarang) berada di koordinat 109º11’45’’BT dan 07º18’14’’LS dan tujuan kedua  (Ciangin ) berada di koordinat 109º11’20’’BT dan 07º18’07’’LS. Kami bermalam di camp Ciangin dengan ditemani bintang-bintang yang indah.

Gambar 7. Buka Jalur Menuju Ciangin

Gambar 8. Manajemen Air dengan Meminum Air Bambu

Gambar 9. Mengisi Air di Sumber Mata Air

Gambar 10. Tim Gunung Hutan AM CK di Pucakarang

Hari ketiga sekaligus hari terakhir operasional, kami melanjutkan perjalanan dari Titik B (Ciangin) menuju Titik C (Cendana) sampai basecamp mamake untuk kemudian pulang ke sekretariat UPL MPA Unsoed. Dalam perjalanan pulang ini kami telah melakukan plotting sebanyak enam kali dengan Titik C (Cendana) berada pada koordinat 07°19’31” LS dan 109°12’33” BT. Dalam interval langkah yang lebih cepat dari biasanya, kami sampai di basecamp mamake 2 jam lebih awal dari rencana operasional. Kami sangat menikmati perjalanan kali ini, canda tawa turut mewarnai perjalanan ini, menghangatkan hubungan kekeluargaan kami dan kembali menorehkan kenangan yang sangat berarti.


Gambar 11. Bunga Anggrek Dendrobium Mutabile

Gambar 12. Jalur perjalanan Pulang

“Kabeh wong dalane beda-beda, nek aku liwate alas dadi rintangane mandan akeh”~Alfa2024

HELLO GENK!!!🦉🔥

Reactions

Posting Komentar

0 Komentar