Mud is Our Friend | Perjalanan Hebat dari Latihan Lapang Anggota Muda Cakar Karang Divisi Rawa Laut di Nusa Alasanom, Bantarloji, Kec. Kampung Laut

Kegiatan latihan lapang divisi rawa laut merupakan salah satu tahapan pada masa pengembaraan. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan skill pada anggota tim rawa laut terkait manajemen perjalanan yang pastinya harus selalu meningkat setiap kegiatan, teknik berjalan di medan yang berbeda dengan jarak yang semakin bertambah, pengamatan zoologi dan botani rawa, pasang surut air laut dan materi lain yang menambah pengetahuan kami mengenai rawa laut.

Gambar 1. Pembukaan Kegiatan Latihan Lapang Tim Rawa AM CK

Tim rawa laut telah melaksanakan kegiatan latihan lapang pada tanggal 14 – 16 juli 2024 yang diikuti oleh 5 Anggota Muda yaitu Azka Auliya Nolan, Aminah Amiliana, Gael Gellet, Ibnu Syahrizal Sadzimin, dan Tika Widiastuti yang didampingi oleh 2 orang pendamping yaitu Dimas Wishal Algifari dan M. Arjunaja. Kegiatan latihan lapang ini dilaksanakan di kampung laut yang berada di Kabupaten Cilacap bagian Selatan.  Kampung laut merupakan wilayah pemekaran dari Kecamatan Kawunganten yang memiliki 4 desa Ujungalan, Ujunggagak, Panikel, dan Klaces.

Gambar 2. Perjalanan menuju Basecamp Pak Toro menggunakan perahu LCR (Landing Craft Rubber Boat)

Basecamp kami berada di desa Ujungalan tepatnya di Dusun Motehan, rumah Pak Toro Kepala Desa Ujungalan. Pemberangkatan dimulai dari Sekretariat menuju Pelabuhan Seleko menggunakan mobil pickup dan untuk menuju basecamp kami perlu menempuh perjalanan +- 2,5 jam dari Pelabuhan Seleko menuju Motehan menggunakan compreng dan perahu yang kami bawa, untuk kegiatan pertama kali ini tim dibagi menjadi dua yaiu tim pendukung dan tim penjelajah. Tim pendukung bertugas mengantar, menjemput dan stand by ketika penjelajah dalam perjalanan.

Gambar 3. Jalur trabas dengan vegetasi padat tumbuhan derris

            Tim memulai penjelajahan pada senin, 15 juli 2024 di Nusa Alasanom. Kami bangun cukup pagi karena mengingat perjalanan hari ini cukup panjang. Perjalanan dimulai dari basecamp menuju titik A seabagai titik start untuk pemanasan menggunakan perahu LCR, tim pendukung kali ini ada Gael dan Mas Arjun sedangkan tim penjelajah ada Azka, Ami, Ibnu, Tika dan Mas Dimas. Kedua tim melanjutkan perjalanan ke titik B secara bersamaan yang menjadi pembeda ialah tim pendukung menggunakan perahu yang berarti selalu melewati sungai.

Gambar 4. Jalur Nipahan

 Vegetasi didominasi oleh nipahan, medan berlumpur lembek kering yang itu menyulitkan tim terutama anggota perempuan untuk berjalan. Tim membutuhkan waktu cukup lama karena sering menunggu anggota yang terjebak sehingga berusaha melepas kaki yang ditelan lumpur untuk berjalan kembali. Sepatu ami sampai jebol tidak bisa digunakan mengharuskan ia hanya beralaskan kaos kaki selama perjalanan dari titik C ke titik D. Titik C tim makan siang di pinggir sungai dengan angin dan ombak yang beriringan. Setelah dirasa istirahat cukup kami melanjutkan perjalanan, belajar dari perjalanan sebelumnya yang terlalu sering terjebak. Leader yang bertugas paling depan menentukan jalan mana yang akan dilalui diambil alih oleh Azka selaku koordinator untuk memberikan kemudahan jalan dengan cara menebang batang nipahan sebagai jembatan perjalanan kami diatas lumpur. Hal itu merupakan bentuk kerjasama tim yang membuat perjalanan terasa lebih mudah. 

Sampai di titik D kami dijemput tim pendukung menyeberangi sungai menuju tempat kami melakukan hanging camp. Tim langsung melaksanakan aktivitas camp, beberapa hammock dan satu flysheet yang sudah dipasangkan oleh tim pendukung. Setelah aktivitas camp kami membereskan beberapa barang agar tidak tercecer dan dapat terkena pasang air laut sehingga digantung serta beberapa ada yang diletakkan di perahu yang berada di bawah kami memasang hammock, sengaja memilih yang deket dengan aliran sungai kecil sehingga memudahkan untuk mobilitas dan meletakkan perahu. Seperti biasa setelah kegiatan hari ini selesai, tim melaksanakan evakoord di hammock masing – masing dilanjutkan makan, ganti pakaian, dan istirahat.

Gambar 5. Hanging Camp

         Pagi hari ketiga tim telat bangun akibat malam yang dingin dan agas yang menyerang membuat kami kesulitan tidur dan baru tidur ditengah malam. Tetapi, semangat melanjutkan perjalanan hari terakhir ini tidak padam kami langsung melakukan aktivitas camp dengan tergetan menuju titik E dan F. Tim pendukung kali ini ada Tika dan Mas Dimas. Titik E ditempuh menggunakan perahu, setelah mengantarkan tim penjelajah menuju titik E tim pendukung langsung melanjutkan perjalanannya ke titik F setelah memastikan penjelajah memulai perjalanannya. Medan yang ditempuh pada hari ini tidak serumit hari kemarin jaraknya pun lebih dekat, sehingga pada pukul 10.00 tim telah menyelesaikan perjalanan sampai ke Titik F. Tim melanjutkan perjalanan ke Basecamp Pak Toro untuk makan siang dan mandi.

Gambar 6. Perjalanan menuju Pelabuhan Sleko

Perjalanan pulang menuju Pelabuhan Seleko Azka, Gael, dan Mas Arjun menggunakan compreng. Ami, Ibnu, Tika, dan Mas Dimas mengemudikan perahu. Kami menikmati perjalanan dengan pemandangan rawa yang dipenuhi oleh tumbuhan mangrove dengan berbagai jenis dijadikan juga oleh berbagai hewan sebagai habitatnya, sering kali kami melihat burung berterbangan, kuntul dan segerombolan monyet. Tidak disangka setelah diombang ambingkan oleh ombak beberapa kali perahu mati akibat bensin yang tersisa sedikit, tapi kami berusaha untuk terus menjalankan mesinnya dan akhirnya dapat sampai dengan selamat di Pelabuhan Seleko ditunggu teman-teman yang sampai lebih dulu di sana. Tim langsung malanjutkan perjalanan untuk kepulangan menuju sekretriat dari Pelabuhan Seleko menggunakan mobil pickup. Tim tiba di sekretariat menjelang maghrib dan dilanjutkan penutupan, cuci alat, makan, dan evakoord.

Medan tidak berat, ketika ada kerjasama tim yang hebat
Salam dari kami divisi rawa laut, akan kami jelajahi kampung laut

HELLO GENK!!🦉🔥


Reactions

Posting Komentar

0 Komentar